Ternyata memberikan silent treatment pada anak bukan cara yang tepat untuk menghukum anak. Justru sebaliknya, silent treatment malah akan memberikan dampak buruk bagi psikologis anak.
Silent Treatment
Cara meluapkan emosi atau amarah sangat beragam. Mulai dari berteriak, sinis, menyindir, sampai diam seribu bahasa.
Silent treatment adalah salah satu cara menunjukkan emosi dengan tidak berbicara, mengabaikan dan tidak peduli pada orang lain.
Karena tanpa kekerasan atau bentakan, banyak yang menganggap bahwa cara ini adalah langkah yang paling tepat untuk menghukum anak.
Faktanya, cara ini sebenarnya berbahaya bagi anak. Dilansir dari id.tehasianparent.com, menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Irma Gustiana meskipun tidak berupa hukuman fisik, silent treatment justru memberikan bahaya yang cukup signifikan bagi anak.
Pertama, anak jadi merasa tidak berdaya. Hal ini dapat membuat anak merasa tidak berdaya dan menyalahkan diri sendiri karena sikap orang tua yang “dingin” terhadapnya. Anak juga akan merasa putus asa karena usaha untuk memberikan penjelasan atau meminta maaf terasa sia-sia.
Kedua, anak menjadi frustrasi. Anak akan kebingungan dalam merespon perilaku orang tuanya dan ini akan membuat anak stress.
Ketiga, membuat anak merasa diasingkan. Bayangkan, keluarga seharusnya menjadi tempat teraman bagi anak untuk berlindung, tetapi jika orang tuanya mendiamkannya anak tidak akan mengetahui kesalahannya dan merasa dijauhi.
[Baca Juga: Tanpa Disadari 5 Kebiasaan Orangtua Ini Menghambat Kesuksesan Anak]
Keempat, munculnya gangguan fisiologis. Buntut dari stress yang dirasakan anak bisa berakibat pada kesehatan fisiknya. Anak mungkin saja sakit kepala, sakit perut, gugup, dsb.
Kelima, hubungan orang tua dan anak semakin renggang. Bukannya menyelesaikan masalah, silent treatment akan memperparah kesalahpahaman antara orang tua dan anak.
Terakhir, silent treatment dapat menyebabkan trauma pada anak. Diabaikan, diasingkan dan tidak dipedulikan akan membentuk anak menjadi sosok yang penyendiri, tidak percaya diri, dan selalu diliputi pikiran negatif. Tentunya, orang tua tidak mau anaknya menjadi sosok yang pemurung kan?
Melihat banyaknya dampak negatif dari perilaku silent treatment ini, nampaknya orang tua sebisa mungkin harus menghindari cara ini.
Kalaupun anak melakukan kesalahan, berikan hukuman yang konstruktif agar anak dapat belajar dari kesalahannya. Komunikasi antara orang tua dan anak pun menjadi kunci penting dalam menemukan jalan tengah.
Yuk hindari silent treatment pada anak. Bagikan artikel ini pada parents lainnya ya!
Artikel ini merupakan hasil kerja sama Finansialku.com dan Herstory.co.id. Isi dan data yang tertera dalam artikel merupakan tanggung jawab Herstory.co.id.
Editor: Eunice Caroline
Sumber:
dilema besar