IHSG Hari Ini 9 Juli 2021

IHSG Hari Ini 9 Juli 2021

IHSG Hari Ini 9 Juli 2021 dibuka menguat di 6.037,004 di awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.034-6.060.

 

Pembukaan IHSG Hari Ini 9 Juli 2021 Melemah di 6.037,004

Laju Indeks Harga Saham Gabungan – IHSG Hari Ini 9 Juli 2021 (Jumat) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.034-6.060 setelah penutupan IHSG 8 Juli 2021 berada di 6.039,896.

 

 

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di posisi 6.040,092 (pukul 09:30 WIB).

 

Pada awal-awal perdagangan terdapat 178 saham yang mengalami kenaikan dan 248 saham mengalami penurunan. Selain itu, terdapat 175 saham yang nilainya tidak berubah dan 137 saham tidak ada perdagangan.

 

Per pukul 09:30 WIB, asing sedang aktif membeli beberapa saham seperti, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

 

Sedangkan, asing sedang aktif menjual beberapa saham seperti, PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), PT MNC Investama Tbk. (BHIT), PT Bundamedik Tbk (BHMS).

 

Berita IHSG Hari Hari 9 Juli 2021

Saham: Saham Asia Turun Akibat Varian Covid Baru, IHSG Naik Tipis, Indonesia Masuk Dalam Negara Pendapatan Rendah

Indeks saham di Asia pagi ini Jumat dibuka turun mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang dipicu oleh aksi jual akibat ketidakpastian laju pemulihan ekonomi AS.

Investor semakin curiga bahwa meskipun masih sangat kuat dan lebih tinggi dari posisi dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi (dan tingkat inflasi) sudah mencapai puncak dari fase pemulihan (recovery phase).

Investor juga mempertimbangkan dampak negatif lonjakan penularan varian Delta virus Covid-19 pada pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya aksi beli meningkat tajam di pasar obligasi, terlihat dari imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun yang mencatatkan penurunan selama 8 hari beruntun menjadi 1,30%.

Investor menantikan rilis data inflasi (Consumer Price Index dan Producer Price Index) bulan Juni Tiongkok.

IHSG dibuka menguat tipis pada pukul 09.03 WIB, indeks berbalik arah menuju di zona penguatan sebesar 0,17 persen atau 10 poin menjadi 6.050.

Lima sektor lainnya menguat,  dipimpin oleh sektor teknologi yang naik 1,32 persen. (Sebanyak 6 dari 11 indeks sektoral BEI terpantau melemah, didorong oleh sektor transportasi yang terkoreksi 0,86 persen dan barang konsumer non siklikal yang melemah 0,39 persen.)

Mayoritas investor asing membeli saham dengan nilai pembelian nett Rp 43,08 miliar dengan volume 34.505 lot. Saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu BBRI, TLKM, INDF, BMRI, HMSP.

World Bank tempatkan Indonesia sebagai Negara Pendapatan Rendah untuk Tahun 2021 akibat resesi selama Pandemi Covid-19 tahun 2020.

 

Emiten: Bukalapak IPO 6 Agustus, BBRI Ambil Alih Saham Pegadaian dan PNM

Perusahaan e-commerce Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021 mendatang.

Saham ini ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham, mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berencana akan melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue super jumbo Rp 11,7 triliun.

Tujuan right issue adalah untuk mengambil alih saham pemerintah di PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk membentuk Holding di ekosistem ultra mikro sekaligus pemulihan kinerja segmen usaha tersebut.

PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) akan membagikan dividen sebesar Rp 5 triliun atau Rp 2.600 per lembar untuk tahun ini.

PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) menganggarkan belanja modal Rp 100 miliar pada 2021.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membagikan dividen tunai senilai Rp 2,67 triliun atau setara dengan dividen final sebesar Rp 725 per saham.

 

Sumber:

bisnis.com, CNBC Indonesia, Indopremier, dan dari berbagai sumber dianggap terpercaya

 

Disclaimer:

Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.

 

Top Foreign Buy by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
TLKM 3.120 15.300.000
INCO 5.125 23.785.996
EMTK 2.880 20.485.350
BANK 3.510 11.136.622
ASII 4.900 9.137.367
MIKA 2.760 6.862.666
GGRM 41.300 6.202.030
BMRI 5.850 4.974.990
CPIN 6.300 4.643.288
EXCL 2.570 4.045.735

 

Top Foreign Buy by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
TLKM 3.120 497.918
BRMS 110 375.583
FREN 119 213.615
BKSL 59 74.763
EMTK 2.880 72.141
INCO 5.125 46.531
ERAA 630 40.649
WSKT 860 38.866
MARI 316 35.499
BANK 3.510 31.705

 

Top Foreign Sell by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
AGRO 2.090 -40.000.000
BMHS 825 -22.000.000
UNTR 19.550 -17.000.000
BBCA 30.000 -16.000.000
MDKA 2.950 -15.000.000
TBIG 3.230 -14.000.000
BULL 256 -8.843.848
ANTM 2.570 -7.511.415
AGII 1.570 -5.740.684
ADRO 1.225 -4.796.074

 

Top Foreign Sell by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
BULL 258 -336.895
BHIT 89 -285.516
BMHS 825 -267.232
AGRO 2.080 -186.449
ZINC 149 -116.670
IPTV 286 -81.367
BGTG 146 -67.644
BFIN 865 -54.150
MDKA 2.950 -50.415
TBIG 3.230 -42.629

 

Ingin investasi saham menguntungkan? Dengarkan audiobook ini di Aplikasi Finansialku!

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Update dari LQ45

Saham-saham yang tergabung dalam LQ45, saat pembukaan berada di zona hijau pada pembukaan di posisi 839,903 dengan rentang terendah dan tertinggi adalah 837-842. Saat perdagangan dimulai, LQ45 berada di posisi 840,479 (pukul 09:30 WIB).

 

Pada awal perdagangan saham LQ45 terdapat 16 saham yang mengalami kenaikan dan 21 saham yang mengalami penurunan. Kemudian, terdapat 8 saham yang tidak mengalami perubahan.

 

Saham-saham di LQ45:

Symbol Name Last Price Change % Change




















































































































































































 

dilema besar