Fresh Graduate yang Baru Kerja, Hindari Ini Sejak Awal! BAHAYA – Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK

Fresh Graduate yang Baru Kerja, Hindari Ini Sejak Awal! BAHAYA – Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK

Mungkin Sobat Finansialku pernah mendengar istilah latte factor, yang konon kabarnya, sering bikin kantong kita makin bocor dan rekening saldo makin menipis.

 

Yes, tanpa disadari setiap hari kita mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak terlalu penting dan bisa kita hindari sebenarnya. Itulah yang disebut dengan latte factor.

Bagaimana itu bisa terjadi? Apa yang harus kita lakukan agar para fresh graduate tidak terjebak dalam latte factor? Yuk simak bahasan di artikel ini agar saldo rekening kamu tetap aman.

 

Apa itu Latte Factor?

Istilah latte factor dipopulerkan oleh David Bach di bukunya “The Latte Factor: Why You Don’t Have to be Rich to Live Rich.”

Disebutkan bahwa latte factor adalah pengeluaran rutin untuk hal-hal kecil yang nggak penting dan tanpa disadari justru jadi penyebab menipisnya kondisi keuangan.

Istilah latte dipilih karena merujuk pada hobi mengkonsumsi kopi setiap hari, yang dilakukan oleh anak muda hingga orang dewasa. Walaupun awalnya kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, tapi kalau dilakukan terus-terusan ternyata bikin kita boros loh…

 

Contoh Latte factor

Ternyata bukan hanya kebiasaan ngopi saja yang menjadi latte factor. Dalam kegiatan sehari-hari, tanpa disengaja atau disadari, kita juga melakukan banyak latte factor.

Coba deh kamu ingat-ingat lagi! Hal apa saja yang sering kamu lakukan dan sepertinya memiliki nominal uang sedikit, tapi jika dilakukan secara terus menerus jumlahnya bisa jadi banyak?

Misalnya nih pesan makan online, ada jasa pengantaran yang nominalnya kecil, tapi kalau setiap hari dilakukan lama-lama juga banyak loh.

Yuk kita hitung, misalnya ongkos antar kisaran Rp 10 ribu, maka dalam sebulan kalau kita pakai jasa mereka terus menerus, total sekitar Rp 300 ribuan. Lumayan kan…?

Belum lagi kalau kebiasaan itu berlanjut sampai setahun, sekitar Rp 3,6 juta hanya untuk membayar ongkos antar aja… WOW!

banneraudiobook_millennials_ini_loh_pentingnya_merencanakan_dan_mengatur

Mau hitung juga harga kopi “ternama” yang sering kalian minum tiap pagi?

Kalau sehari aja harga kopi Rp 30 ribu, maka dalam sebulan kita sudah mengeluarkan Rp 900 ribu. Dalam setahun, tanpa terasa sudah 10 juta-an. Bayangin, sebenarnya, pengeluaran itu bisa dipakai buat bayar cicilan mobil kan?

Dan itu masih dari satu hal ya, apakah masih ada lagi yang lain? Tentu saja BANYAKK…!

Misalnya, belanja online dan harus transfer sejumlah uang ke beberapa rekening bank yang tidak sama, ada biaya administrasi yang harus dibayar. Belum lagi yang gemar merokok, sehari bisa berapa pak? Sebulan?

Hmmm… kalau kita sering sekali melakukan hal tersebut, lama-lama bisa surut juga rekening… 😭

 

Cerita Tentang Fresh Graduate

Nah, latte factor bisa terjadi karena hal sepele tadi, akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan ini pada umumnya dialami oleh para kaum milenial, terutama bagi fresh graduate yang baru aja mulai berkarier.

Sebut saja Mawar (nama yang disamarkan)! Saat pertama kali mulai berkarier, tentu banyak sekali keinginan Mawar (termasuk kita) untuk bisa menikmati pendapatan baru. Rasanya ingin membeli segala sesuatu atas hasil jerih payah sendiri.

Kebutuhan pun otomatis akan lebih meningkat dibandingkan dengan saat masih kuliah.

Ada yang mulai mencicil kendaraan untuk berangkat ke kantor, ada yang sibuk menambah koleksi baju kantor, blazer, sepatu heels, tas yang matching dengan sepatu, bedak dan lipstik yang senada, bahkan hingga extension bulu mata.

Dan bukan hanya kita sendiri, sebagian teman dan keluarga juga sering minta ditraktir dari gaji pertama kita.

Gaya hidup Mawar pun sudah mulai berubah. Parahnya kalau Mawar bergaya hidup lebih dari kemampuannya.

 

Pinjaman online dan kartu kredit akhirnya menjadi solusi utama. Padahal, itu hanyalah solusi sesaat dan membuatnya masuk dalam lingkaran kesengsaraan nantinya.

Sementara di satu sisi, saat awal bekerja adalah kesempatan kita bisa memisahkan penghasilan untuk segala impian di masa depan. Segala angan-angan, baik jangka pendek dan jangka panjang sudah mengisi pikiran hampir setiap malam.

Walaupun kadang keinginan untuk memberikan kepuasan batin membeli suatu barang yang diinginkan, akhirnya membuat kita lupa bahwa masa kita produktif lebih pendek dari pada masa konsumtif. Menabung dan investasi itu sangat penting untuk masa depan kita!

Bagaimana kita bisa mewujudkan segala impian jika tanpa disadari latte factor selalu datang menghampiri? Coba renungkan!

 

Terus, Gimana Cara Agar Fresh Graduate Bisa Menghindari Latte Factor?

Sobat Finansialku! Tidak perlu khawatir. Ada kok hal-hal yang bisa kamu lakukan demi menyongsong masa depan yang lebih baik. ASALKAN… Kamu berkomitmen untuk melakukan beberapa hal penting ini yaa…

 

Bikin Anggaran Belanja Bulanan

Mulailah untuk bisa membuat rencana belanja setiap bulan. Akan dipakai apa saja gajimu selama sebulan ini. Tuliskan pengeluaran yang akan terjadi dalam sebulan, sesuai dengan KEBUTUHANmu.

Utamakan untuk menulis pengeluaran wajib dahulu, kemudian pengeluaran untuk kebutuhan lainnya. Sehingga kamu bisa mengetahui berapa sih pengeluaran wajib yang kamu bayarkan setiap bulannya.

 

Apakah pengeluaranmu lebih besar dari pendapatanmu? Jika iya, kamu harus mulai melakukan koreksi untuk penghematan ya. Usahakan untuk menabung atau investasi, bukan untuk membeli KEINGINAN lainnya. Jika penghematan tidak bisa dilakukan, kamu perlu menambah penghasilan lainnya. Tonton video Income Breakthrough untuk penjelasan selengkapnya!

Nah, kembali ke rencana belanja bulanan! Sobat Finansialku yang nggak suka ribet, ada acara mudah untuk membuat rencana belanja. Kamu bisa menggunakan aplikasi Finansialku dengan men-download di Google Play Store atau Apple App Store.

Di menu Aplikasi Finansialku, ada menu anggaran keuangan yang bisa digunakan untuk melihat beberapa pengeluaran.

Kamu bisa membagi berdasarkan pengeluaran produktif dan konsumtif.

Fyi, pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang kita keluarkan saat ini, tetapi akan mendapatkan manfaatnya di masa depan. Misalnya: pajak, sedekah, tabungan, investasi, premi asuransi, cicilan dan utang.

Sedangkan pengeluaran konsumtif adalah pengeluaran yang kita konsumsi sehari-hari. Misalnya belanja bulanan rumah tangga, hobi, kendaraan, liburan, makanan, dll.

Dan pada aplikasi ini, kamu bisa membandingkan anggara bulan ini dengan bulan sebelumnya, sehingga kamu bisa melihat kebocoran ada di bagian mana.

 

Buat Pencatatan Saat Melakukan Pengeluaran

Jika kita sudah selesai membuat anggaran, kita bisa membelanjakan gajimu sesuai dengan rencanamu tadi.

Namun, akan lebih baik jika kamu selalu mencatat segala pengeluaranmu, baik yang keluar dari dompet maupun dari rekening.

Untuk apa? Supaya kamu bisa memantau ke mana uangmu pergi. Apakah sesuai dengan yang kamu rencanakan atau malah lebih besar dari rencana (anggaran).

 

Nah… latte factor biasanya terjadi karena tidak dianggarkan dan tidak dicatat. Kelihatannya sih sedikit tapi lama-lama bisa menjadi bukit.

Bagi para fresh graduate, mencatat pengeluaran tak lagi ribet dengan menggunakan aplikasi. Sebab, kamu pasti membawa gadget kemana-mana. Tinggal pencet tombolnya dan langsung catat saat itu juga.

Aplikasi Finansialku juga bisa jadi solusi buat kamu yang tidak mau repot dalam mencatat pengeluaran!

Pokoknya, nggak ada alasan lagi untuk kamu malas melakukan pencatatan. Sebab itu merupakan salah satu cara agar kamu bisa mengetahui kebocoran tipis yang bisa merusak kondisi keuanganmu nantinya.

Tidak ingin kan hal itu menimpamu?

 

Cari Alternatif Pengganti

Jika kamu sudah melakukan anggaran dan mencatat segala pengeluaran dan kamu sudah menemukan kebocoran yang harus diantisipasi, saatnya kamu mencari barang pengganti atau alternatif lain untuk memenuhi kebutuhanmu.

Misalnya, dengan kebiasaan membeli kopi branded seharga Rp 40 ribu per gelas, kamu bisa beli kopi sachet dan membuat sendiri di rumah. Atau kopi yang bisa kamu racik sendiri dengan kualitas yang kamu inginkan.

Dengan alasan selain lebih hemat, juga mengurangi keluar rumah saat pandemi dan tentu saja segala peralatan yang kamu gunakan lebih bersih dan higienis.

 

#4 Memanfaatkan Promo yang Ada

Jika memang ternyata kamu tidak bisa menemukan barang alternatif dan harus tetap ada pengeluaran latte factor tersebut, maka kamu bisa memanfaatkan diskon yang ditawarkan.

Kamu harus pandai-pandai mengetahui promo apa yang terjadi di setiap merchant. Misalnya, kamu hobi belanja online, coba cari tau di merchant mana yang memberikan promo gratis ongkir atau potongan harga tertentu.

Lumayan sih, kalau kamu bisa menghemat. Asalkan jangan terpancing untuk berbelanja lebih banyak karena kamu bisa menghemat ongkirnya ya…

 

#5 Lebih Melek Finansial

Mengatur keuangan untuk kebaikan masa depan sebaiknya sudah dilakukan sejak dini, walaupun tidak ada kata terlambat untuk hal itu!

YOLO (You Only Live Ones) biasanya menjadi dalih bagi para fresh graduate untuk bisa membelanjakan uang yang dimiliki tanpa memikirkan masa depan.

Masa depan itu tidak pasti, tapi yang pasti adalah bagaimana kamu mempersiapkannya sejak sekarang. Tak menjadi masalah seberapa besar gajimu, yang menjadi masalah adalah berapa besar pengeluaranmu.

Maka dari itu, saatnya kamu melek finansial. Sebelum terlambat, yuk kita pelajari cara mengatur keuangan bersama dengan Finansialku.com.

Daripada membuang uang untuk latte factor, mending uangnya dipakai untuk membeli proteksi dan menambah investasi.

 

Jika Anda memiliki masalah dalam mengatur keuangan, Anda bisa berkonsultasi juga dengan Perencana Keuangan Finansialku yang telah memiliki sertifikat. Namun, sebelumnya lakukan dahulu cek kesehatan keuangan supaya konsultasi Anda bisa selesai tepat sasaran, ya. Tenang! Cek kesehatan keuangan bisa Anda lakukan melalui aplikasi Finansialku juga, kok.

Anda dapat mengunduh Aplikasi Finansialku di Apps Store atau Play Store dan manfaatkan potongan harga Rp 50 ribu dengan kode promo: WEBTAHUNAN untuk biaya member PREMIUM yang lebih ekonomis selama satu tahun.

 

Saya yakin, Sobat Finansialku sudah mengerti bagaimana menangani latte factor yang berada dekat dengan kita. Semoga pandangan saya ini bisa dipraktikkan oleh kamu.

Kamu bisa memberitahu artikel ini kepada teman atau rekan terdekatmu sehingga mereka pun bisa menangani masalah latte factor. Thank you Sobat Finansialku!

dilema besar