Menghadapi pandemi, sekolah-sekolah melakukan pembelajaran daring. Kemudian, terdapat pula rencana sekolah offline dengan sistem tatap muka terbatas.
Bagaimana skemanya? Ikuti dalam artikel Finansialku kali ini.
Pengertian Sekolah Daring
Sistem pembelajaran sekolah di masa pandemi Covid-19, menggunakan sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pembelajaran daring menyadarkan akan potensi internet yang luar biasa. Untuk memahami lebih lanjut mengenai sekolah daring di masa pandemi, simak tulilsan ini sampai akhir ya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) istilah daring diartikan dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya. Dapat diartikan bahwa adanya komunikasi yang tidak dilakukan secara tatap muka.
Melainkan berkomunikasi melalui media penghubung baik komputer maupun alat komunikasi yang lain. Jadi, sekolah daring adalah sekolah dimana pendidik dan pelajar tidak bertemu secara tatap muka melainkan dihubungkan dengan adanya media.
Hal Penting Tentang Sistem Pembelajaran di Masa Pandemi
Proses sekolah online di masa pandemi merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Namun, proses pembelajaran seperti ini dinilai kurang efektif. Berikut merupakan penjelasan mengenai kesulitan siswa dalam pembelajaran daring.
#1 Terbatasnya Aksesibilitas untuk Sekolah di Masa Pandemi
Salah satu permasalahan yang dialami siswa ketika melakukan sekolah di masa pandemi secara daring, yaitu karena pemakaian kuota dan lemahnya sinyal. Bagi siswa yang bertempat tinggal jauh dari jangkauan internet stabil, maka akan menyulitkan siswa untuk mengakses pembelajaran.
[Baca Juga: Moms, Ketahui Cara Mendidik Anak Tentang Uang dari Usia 2-16 Tahun]
Selain itu, pemakaian data internet juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan masyarakat. Karena, tidak semua siswa dalam proses belajar mendapat kuota gratis yang mencukupi selama proses daring.
#2 Pembengkakan Pengeluaran
Tidak semua siswa dibekali dengan media penghubung atau alat komunikasi secara pribadi. Banyak diantara siswa, masih menggunakan perangkat milik orang tuanya untuk melaksanakan sekolah di masa pandemi ini secara daring.
Hal ini mengakibatkan siswa untuk sering tidak dapat mengikuti pembelajaran daring diakibatkan tidak adanya perangkat untuk mengikuti pembelajaran di saat orang tua siswa sedang bekerja.
Karena, pengeluaran selama pandemi juga sangat banyak ditambah PHK sedang umum terjadi. Pihak orang tua harus mengalokasikan beberapa poin pengeluaran ini selama belajar online:
- Pulsa khusus untuk belajar online
- Biaya les tambahan jika pelajaran kurang dipahami
- Membeli smartphone dengan spesifikasi yang mumpuni
Oleh sebab itu, sekarang mulai ada pembelajaran tatap muka terbatas. Untuk mengurangi jumlah siswa yang tidak bisa mengakses pembelajaran karena masalah biaya.
Selain itu, siswa dengan orang tua yang terkena dampak dari Covid-19 pasti akan merasakan kesulitan untuk membeli kuota internet setiap bulannya. Terutama untuk siswa yang secara ekonomi tidak memadai.
#3 Kesenjangan Hasil Pembelajaran
Kebanyakan beberapa metode pembelajaran daring dilakukan secara satu arah. Hal ini membuat interaksi antara pengajar dan siswa menjadi berkurang. Maka, akan sulit bagi beberapa siswa untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sukar mereka pahami.
Beberapa siswa mungkin dapat menangkap materi dengan lebih cepat hanya dengan membaca, namun ada juga mereka yang membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai benar-benar paham.
Bahkan beberapa siswa juga membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat memahami materi yang dipelajari. Sistem pembelajaran daring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah.
[Baca Juga: Moms, Punya Anak Usia 10 Tahun? Berikut 12 Cara Mendidik Anak tentang Uang yang Dapat Anda Praktikkan]
#4 Kesiapan Sosial
Ketika siswa belajar di sekolah, mereka tidak hanya mempelajari mengenai materi pelajaran. Namun, mereka juga belajar untuk berinteraksi dengan sesama. Pembelajaran daring tidak memungkinkan untuk siswa dapat bersosialisasi dengan sesama.
Mereka tidak mendapatkan interaksi mengenai bagaimana mereka menjalin pertemanan yang baik, bagaimana mereka bertindak dan bertutur kata sopan. Maka dari itu, perlu diadakannya pembelajaran secara tatap muka dengan memperhatikan tata tertib sekolah di masa pandemi Covid-19.
#5 Kegagapan Pendidikan Daring
Sekolah di masa pandemi secara online serasa kurang kreatif, karena guru juga harus beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru. Bagi guru yang masih berusia muda, tentu masih dengan mudah saja menggunakan teknologi yang ada.
Namun, akan menjadi beban tersendiri bagi guru yang sudah berusia lanjut. Sebagian dari mereka merasa kesulitan untuk menggunakan platform yang ada. Bahkan tugas guru pun menjadi semakin banyak, karena selain harus menyiapkan materi ajar dengan sejelas mungkin.
[Baca Juga: Anak Boros? Ketahui 10 Trik dan Cara Agar Anak Tidak Boros]
#6 Lemah Akan Pendidikan Karakter
Hal terpenting dari sekolah yaitu untuk membentuk karakter anak. Walaupun, pembentukan karakter anak yang sebenarnya adalah keluarga. Namun, tidak banyak keluarga yang dapat memenuhi peran tersebut.
Banyak orang tua diluar sana yang berpikir bahwa memenuhi fasilitas dan kebutuhan fisik dalam keluarga adalah yang paling utama. Sekolahlah yang menjadi pelengkap untuk pembentukan karakter anak.
Sayangnya, semenjak adanya Covid-19 menjadi penghalang akses guru kepada siswa untuk menanamkan Pendidikan karakter kepada siswanya.
#7 Distraksi Mengganggu Konsentrasi
Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran, membuat siswa kadang kehilangan fokus pada saat pembelajaran daring berlangsung. Dengan adanya kemudahan dalam mengakses internet, beberapa siswa cenderung menunda-nunda waktu belajar. Kebanyakan mereka lebih mendahulukan untuk bermain game atau bermain social media.
Ketika pembelajaran tatap muka virtual sedang berlangsung, tidak ada jaminan bahwa siswa tersebut benar-benar fokus menyimak dan mengikuti pembelajaran. hal ini bisa saja siswa hanya sekedar bergabung dan membiarkan ponsel mereka menyala, namun mereka melakukan aktivitas lain diluar pembelajaran.
[Baca Juga: Moms Perlu Tahu! Kiat Sukses Dalam Mengajarkan Anak Hidup Sederhana]
Bahkan, dalam segi penilaian juga tidak ada jaminan bahwa hasil yang mereka peroleh merupakan hasil dari pemikiran mereka sendiri. Bisa saja mereka meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas tugas mereka.
Dalam hal ini, perlu adanya kesadaran diri sendiri agar proses belajar dengan metode daring menjadi terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Sekolah di masa pandemi dengan pembelajaran secara daring memang menjadi pilihan terbaik, agar proses belajar mengajar tetap dapat dilakukan. Tentu saja bukan hal yang mudah baik untuk guru, siswa, maupun orang tua.
Maka dari itu, perlu diadakannya sekolah tatap muka di masa pandemi, secara bergilir. Adapun aturannya yaitu tetap memaksimalkan protokol kesehatan, ada jadwal masuk yang tidak full setiap hari dalam sepekan, dan piket guru.
Baik online maupun tatap muka terbatas, pastikan anak tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan sekolah. Jangan lupa, selalu dukung prestasi si kecil dengan memberikan pendidikan terbaik untuk mereka, terima kasih.
Editor: Julius Fallen
Sumber Referensi:
- Bustomi. 15 April 2020. Pembelajaran Jarak Jauh Menambah Borosnya Pengeluaran. Yoursay.suara.com – https://bit.ly/3qpF07x
- Admin. 6 Juni 2021. Pembelajaran tatap muka terbatas bisa ditunda, mengapa? Newssetup.kontan.co.id – https://bit.ly/35O5NkA
Sumber Gambar: https://bit.ly/3qrlxni
dilema besar