Pendatang baru di bursa saham, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) berhasil menjadi primadona setelah harga sahamnya kalahkan BBCA dan GGRM.
Business Profile
PT DCI Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 18 Juli 2011. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri penyedia jasa aktivitas penyimpanan data di Server (hosting) ini memberikan jasa utama berupa layanan ruang pusat data (colocation).
Per 31 Agustus 2020, Perusahaan memiliki 96 karyawan. Perusahaan data center milik ini pertama kali tercatat di papan perdagangan BEI pada 6 Januari 2021 dengan harga Rp 420/saham.
Para pemilik saham DCII yakni Toto Sugiri, Han Arming Hanafia, Bing Moniaga, Marina Budiman, dan Djarot Subiantoro terpantau pernah melakukan penjualan sebagian saham mereka pada 14 April 2021.
Selama sebulan belakangan, harga saham emiten penyedia layanan data center ini meroket 436,36 persen. Adapun sejak pertama kali diperdagangkan di Bursa pada awal Januari lalu, harga sahamnya telah melonjak lebih dari 14.000 persen.
Penguatan yang signifikan tentu membawa cuan bagi para pemegang sahamnya, termasuk taipan Anthoni Salim yang memegang 265.033,461 saham atau 11,12 persen dari total modal yang disetor dan ditempatkan.
Sejak awal penawaran saham perdana atau IPO (initial public offering) hingga perdagangan 18 Juni 2021, harga saham DCII meroket hingga 11.800++%, setelah sahamnya di level Rp 59.000/lembar, mengukuhkan DCII sebagai saham dengan harga tertinggi di Bursa.
[Baca Juga: Wow! Saham DCII Meroket hingga 10.185% dan Masuk Big Cap]
Segmen Operasi
Bidang usaha penunjang yang dijalankan DCII adalah bidang real estat yang dimiliki sendiri atau disewa, yang mencakup usaha pembelian, penjualan, persewaan dan pengoperasian real estat baik yang dimiliki sendiri maupun disewa, seperti bangunan apartemen, bangunan hunian dan bangunan non hunian.
Bidang usaha penunjang yang juga dijalankan DCII adalah aktivitas teknologi informasi dan jasa komputer seperti manajemen insiden hingga digital forensik.
Perusahaan juga menjalankan aktivitas konsultasi manajemen, hingga pengolahan data dan menjadi kantor pusat unit bisnis.
DCII mengatakan perusahaan melayani tujuh platform e-commerce terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan salah satu diantaranya adalah Tokopedia.
Selain e-commerce, DCII juga melayani 124 pelanggan dari industri keuangan, lebih dari 30 perusahaan telekomunikasi dan lebih dari 100 pelanggan dari industri lainnya.
Kinerja Keuangan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII)
Dari sisi likuiditas nilai aset DCII sebesar Rp 2,59 triliun. Market Capitalization dari DCII diketahui berada diurutan ke 9 di Bursa Indonesia mencapai 140,64 Triliun (data per 17 Juni 2021)
Dari sisi profitabilitas, Net Profit per Q1-2021 sebesar Rp 48,06 miliar.
Liabilitas perusahaan berada pada Rp 1,68 triliun dengan Ekuitas Rp 918,15 miliar
Rasio DER berada pada posisi yang tidak bagus di 182,51%, DER melebihi 100%, berada di posisi tidak normal.
Cari tahu bagaimana Laporan Keuangan bisa berpengaruh pada investasi kamu melalui audiobook berikut ini.
Outlook PT DCI Indonesia Tbk. (DCII)
Di era digital saat ini, jasa digital memang menjanjikan. Saham di sektor teknologi dan digital memang menarik untuk dibicarakan.
Sejak pandemi, gaya hidup dan aktivitas masyarakat secara tidak langsung terdisrupsi, serba digital dan online membuat prospek bidang teknologi semakin menarik di mata investor.
Ruang pertumbuhan indeks sektoral teknologi IDX-IC Technology semakin terbuka lebar dengan rencana masuknya bisnis rintisan unicorn dan decacorn teknologi ke lantai bursa, ditambah lagi dengan wacana OJK yang akan mengeluarkan aturan soal perbankan digital.
Dari pemaparan Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi dalam Edukasi Wartawan Pasar Moda Leading sector untuk tahun 2021 ada di kelompok IDXTECHNO dengan kenaikan 204,2%.
Katalis
Perkembangan yang cepat di sektor teknologi informasi, digabung dengan penggerak seperti konsumsi massal produk, urbanisasi, melonjaknya penggunaan ponsel dan populasi muda yang lapar akan teknologi, memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berada di posisi ketiga di belakang Tiongkok dan India, proyeksi baru-baru ini menunjukkan bahwa e-market Indonesia akan mencapai Rp 151,4 triliun (US$ 130 juta) pada tahun 2020.
Menurut International Data Corporation, Indonesia telah menjadi pembeli TI terbesar di Asia Tenggara.
[Baca Juga: Company Update: Analisis Prospek PT Multipolar Tbk. (MLPL)]
Sektor publik berinvestasi banyak untuk memperbarui infrastruktur internalnya dan sektor swasta juga melakukannya untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan agar bisa bersaing di pasar.
Ini sangat penting bagi kedua sektor karena pada tahun 2025 Indonesia akan memiliki pengguna internet yang sangat besar yaitu sebesar 125 juta.
Kenaikan saham hingga market cap dari DCII juga berasal dari sentimen bos dan CEO Grup Salim, Anthoni Salim.
Selain itu, rencana IPO dari perusahaan-perusahaan kategori unicorn seperti Tokopedia-Gojek dan Grab tentu akan semakin membuat pasar modal Indonesia menjadi lebih menarik.
Pasalnya, produk dan jasa dari perusahaan-perusahaan ini sudah cukup akrab di masyarakat, sedangkan saat ini rata-rata perusahaan teknologi yang melantai di bursa masih cukup jarang dikenal.
Diketahui ada tiga tren TI yang sedang populer di Indonesia. Pertama, data menjadi mata uang baru; kedua; semakin banyak model platform baru yang akan mengambil alih saluran tradisional; dan terakhir, pertumbuhan korporat saat ini sangat bergantung terhadap komputasi awan.
Saat ini, e-commerce dan fintech adalah dua pasar yang berkembang pesat di Indonesia.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisis emiten DCII, pendatang baru bursa saham yang menjadi primadona dengan kedatangannya.
Bagaimana pendapatmu?
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- FInancial Report Q1 DCI Indonesia Tbk, 2021 (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
Sumber Gambar:
dilema besar