Kenapa portofolio investasi saham selalu anjlok, ya? Padahal sudah analisis sebelum beli emitennya. Kalau seperti ini terus gimana, ya?
Mari kita simak selengkapnya dalam artikel video Finansialku berikut ini.
Wah, sudah mau akhir bulan, nih. Sobat Finansialku sudah gajian belum? Ingat, ya, uang gajiannya jangan langsung dihabiskan buat kegiatan konsumtif seperti belanja atau sekadar nongkrong di cafe bareng teman-teman.
Pandemi belum usai, lho. Mendingan beraktivitas di rumah saja sambil ditemani video-video informatif dari kanal Youtube Finansialku.
Jangan lupa klik tombol subscribe dan nyalakan loncengnya agar Sobat Finansialku tidak ketinggalan video-video bermanfaat lainnya!
Portofolio Minus, Apa yang Harus Dilakukan?
Sobat Finansialku, pernah nggak sih saat kita mulai investasi saham, portofolio kita lebih sering warna merah daripada warna hijau?
Kadang juga merasa kesal karena iri pada portofolio saham teman kita yang selalu bagus. Apa sih bedanya portofolio kita dengan teman-teman kita?
Nah, menurut salah satu perencana keuangan dari Finansialku, Rizqi Syam CFP, hal ini wajar terjadi. Kalender investasi biasanya minus sampai Q2 setiap tahunnya.
IHSG baru bullish setelah laporan keuangan Q3 keluar, kemudian nanti akan rally sampai Q4. Lalu, bagaimana kalau portofolio anjlok terus? Tenang, kamu bisa ikuti tips dari Rizqy CFP berikut ini.
#1 Sesuaikan dengan Tujuan Keuangan
Investasi ibarat kendaraan yang membantu kita mencapai tujuan keuangan sesuai dengan tenggat waktu yang sudah kita tentukan.
Jadi, ketika investasi kita berfokus pada tenggat waktu, bukan pada pada keadaan IHSG saat itu. Sehingga, kita tidak terlalu stres karena melihat warna merah di portofolio kita.
#2 Jangan Lupa Diversifikasi
Apakah Sobat Finansialku masih ingat istilah, don’t put your eggs in one basket? Istilah itu bukan sekadar istilah, lho! Ingatlah untuk menginvestasikan dana kita ke beberapa instrumen investasi, ya!
Misalnya, Sobat Finansialku bisa membagi dana investasi ke emas, saham, dan reksa dana, atau saham dan reksa dana, sesuai dengan tujuan keuangan, agar risiko kerugian kita tidak terlalu besar ketika portofolio minus.
#3 Terapkan Strategi Jangka Panjang
Jangan lupa untuk terus lakukan review portofolio kita untuk memastikan apakah emiten yang kita beli masih dalam jalur yang produktif atau tidak.
Kalau kamu bingung bagaimana caranya, dan ingin berdiskusi bersama ahli, kamu bisa ikut komunitas Finansialku di Facebook.
Di sana, kamu berkesempatan untuk dapat insight dari para ahli yang ada dalam satu grup yang sama dengan kamu, lho!
#4 Fokus dengan Kualitas Perusahaan
Kalau saat ini kamu selalu dihadapkan dengan portofolio yang merah, bisa jadi kamu membeli saham dengan kualitas yang buruk.
Jadi, jangan terburu-buru beli, lebih baik lakukan analisis secara mendalam calon perusahaan yang ingin kamu beli, ya. Fokuslah dengan kualitas produk investasi yang membantu kita makin dekat dengan tujuan keuangan.
#5 Pahami Money Management dan Terapkan Risk Management
Terakhir, pahami profil risiko kamu sebagai investor. Carilah money management yang sesuai dengan latar belakang dan sifat kita sebagai investor.
Selain itu, pastikan juga kamu menerapkan risk management dengan memenuhi dana darurat, punya asuransi, dan punya arus keuangan yang baik sebelum investasi.
Jangan sampai investasi kamu harus sering bolong karena terpaksa harus dicairkan cuma untuk memenuhi kebutuhan darurat.
Nah Sobat Finansialku, sudah tidak stres lagi karena portofolio investasi anjlok, kan? Jika kamu ada tips lain yang sering kamu lakukan, kamu boleh berbagi dalam kolom komentar di bawah, ya.
Jangan lupa bagikan juga informasi ini pada rekan sesama investor, ya. Terima kasih.
dilema besar