9 Cara Membantu Anak Hadapi Perceraian Orangtua

9 Cara Membantu Anak Hadapi Perceraian Orangtua

Setelah kabar perceraian disampaikan kepada anak, Kamu perlu pertimbangkan hal-hal berikut ini.

Simak selengkapnya dalam artikel Finansialku.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh

Kompas.com

 

Lakukan Hal Ini Untuk Membantu Anak Hadapai Perceraian Orangtua

Perceraian orangtua adalah hal yang tidak mudah bagi anak.

Anak korban perceraian mungkin merasa kehilangan figur salah satu orangtuanya dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru di dalam keluarganya.

Namun, kamu tetap bisa membantu agar proses penyesuaian itu berjalan lancar. Melansir What to Expect, setelah kabar perceraian disampaikan, pertimbangkan untuk melakukan hal-hal berikut:

9 Cara Membantu Anak Hadapi Perceraian Orangtua 002

[Baca Juga: 5 Tips Menjadi Single Parent Bahagia yang Berdikari]

 

#1 Cek Reaksi Anak

Dengarkan apa yang diekspresikan anak tentang apa yang dirasakannya dan sampaikan padanya bahwa ia boleh bersedih atau pun marah.

Anak-anak yang lebih besar mungkin akan mendapatkan manfaat dari melakukan konseling. Sebab, orang dewasa yang berada pada posisi netral bisa memberikannya tempat aman untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.

 

#2 Menjaga Rutinitas Anak

Pastikan sebisa mungkin menjaga rutinitas harian anak tetap berjalan seperti biasa.

Semakin baik kamu bisa menjaga rutinitas tersebut, semakin besar kemungkinan anak akan merasa lebih tenang menghadapi perceraian orangtuanya.

 

#3 Membaca Bersama

Kamu bisa mengajak anak membaca buku di perpustakaan lokal atau di rumah, atau bermain role play bersama anak.

Ketika bermain role play, perhatikan apa yang dilakukan anak. Mungkin saja dia menyampaikan pada mainan atau bonekanya sesuatu yang tidak bisa diungkapkannya secara verbal pada kamu.

 

#4 Dorong Anak Lebih Mandiri

Lawan rasa ingin memanjakan anak kamu di masa sulit ini.

Alih-alih memperlakukannya seperti anak kecil, lebih baik mendorongnya untuk menunjukkan kemandirian. Misalnya, membereskan mainan atau memilih pakaian sendiri.

Aksi-aksi kecil semacam itu bisa menumbuhkan rasa kepercayaan diri dan kompeten dalam diri anak, sehingga anak bisa menghadapi perpisahan orangtuanya dengan lebih baik.

 

#5 Rawat Diri Kamu Sendiri

Self-care atau merawat diri menjadi hal yang lebih penting ketika kamu menghadapi situasi perceraian.

Kamu bisa berbicara dengan profesional kesehatan mental atau sekadar berbincang dengan teman-teman dekat.

Ingatlah bahwa anak akan memerhatikan kamu dari dekat.

Jadi, ketika kamu terlihat sedih, mengurung diri di kamar, makan berlebihan, atau melakukan hal lain yang menunjukkan tanda-tanda depresi, anak mungkin akan melakukan hal serupa.

 

#6 Jangan Posisikan Pasangan Sebagai Orang Jahat

Hindari saling menyalahkan dengan mantan pasangan. Jangan pula memberikan kesan pada anak bahwa dia ada di pihak kamu.

Ketahuilah, anak sebetulnya tidak peduli mana yang benar dan salah, dan seharusnya tidak diseret ke tengah-tengah konflik orangtuanya.

Misalnya dengan menanyakan pertanyaan polos seperti “apakah ayah pernah dikunjungi orang lain?” dan sebagainya.

 

#7 Hindari Frasa Yang “Berbahaya” Bagi Anak

Hindari menyampaikan pada anak bahwa kamu dan pasangan berusaha terus bersama untuknya. Sekilas pernyataan tersebut terasa menenangkan, namun tidak bagi anak.

Anak yang masih kecil tidak bisa melihat permasalahan secara luas dan tidak tahu apa saja faktor yang membuat orangtuanya berpisah.

Anak akan lebih cenderung menyalahkan dirinya sendiri dan itu adalah beban yang terlalu berat untuk dipikul anak.

 

#8 Jangan Janjikan Hal Berlebihan

Jangan janjikan hal-hal yang tidak bisa kamu penuhi.

Misalnya, menyampaikan pada anak bahwa dia akan bertemu orangtuanya sesering biasanya. Itu sama sekali tidak akan membantu untuk jangka panjang.

Jadi, jujurlah pada anak. Tak masalah untuk menyampaikan padanya bahwa Kamu juga tidak tahu perubahan apa yang bakal terjadi ke depannya.

 

#9 Jangan Membuang Uang

Di awal perpisahan, umumnya seseorang yang bercerai akan membuang uang secara berlebihan karena rasa bersalah. Misalnya, dengan membeli mainan mahal, liburan mewah, dan lainnya.

Meskipun didasari niat baik, sikap semacam itu malah akan berbahaya karena bisa menjadi contoh bahwa menghabiskan uang adalah cara menyelesaikan masalah.

 

banner -orang tua menyiapkan dana pendidikan anak

 

Pada akhirnya, perceraian tidak hanya berat bagi pihak yang berpisah, terapi juga bagi anak. Jadi, usahakan memberinya perhatian lebih di masa adaptasi perceraian orangtuanya.

Mintalah bantuan dan dukungan dari luar jika memang dibutuhkan.

Menerapkan tips di atas dan mengikuti bimbingan profesional akan membuat masa transisi pasca-perceraian akan lebih halus dan perlahan Anda tahu bahwa segala hal akan menjadi lebih baik.

 

Apa pendapatmu Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berdiskusi lewat kolom komentar di bawah ini.

Bagikan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Finansialku dengan Kompas.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kompas.com.

 

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/3etKtXl
  • 02 – https://bit.ly/3kZCXo7

 

dilema besar