3 Alasan Sulit Mengatur Keuangan & Solusinya, yang Mana Kamu?

3 Alasan Sulit Mengatur Keuangan & Solusinya, yang Mana Kamu?

Ada 3 penyebab umum mengapa seseorang sulit mengatur keuangan. Dari ketiga ini yang manakah kesulitanmu? Temukan juga solusinya di artikel ini.

 

Rubrik Finansialku

 

3 Penyebab Kamu Sulit Mengatur Keuangan

Dari hasil Financial Check Up yang selama ini saya lakukan, ada dua penyakit utama yang menyebabkan kondisi keuangan tidak sehat. Pertama adalah tidak bisa menabung, dan yang kedua adalah terlilit utang.

Itulah sebabnya mengapa para Financial Planner, termasuk saya, tidak jemu-jemu menyarankan untuk belajar menabung secara rutin sejak dini, sejak penghasilan pertama, mengapa?

Karena permasalahan kedua, yakni terlilit utang sebagian besar adalah dampak dari tidak bisa menabung atau tidak adanya tabungan, yang biasanya kita kenal dengan istilah paycheck to paycheck atau hidup dari gaji ke gaji.

Hidup gaji ke gaji ini membuat seseorang tidak punya sisa uang untuk ditabung, dan yang lebih mirisnya lagi adalah ketika ditanya berapa gajinya, jawabannya adalah 5 koma, tanggal 5 udah koma. What?

Ya! That’s the fact dan ini bisa terjadi di range gaji berapa pun! Kok bisa sih?

Bisa saja dan mostly alasannya karena beberapa hal berikut:

 

#1 Gaji Kekecilan

Ada saatnya pengeluaran perlu diatur, tapi ada saatnya memang gaji atau income-nya terlalu kecil. Jadi enggak heran kalau sebelum gajian berikutnya, uangnya sudah keburu habis untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Nah, ini salah satu tanda kalau gaji kamu kekecilan, yaitu pada saat kamu pusing memenuhi kebutuhan pokok atau primer. Apa saja sih kebutuhan pokok atau primer?

In case kamu masih bingung, kebutuhan pokok adalah pengeluaran yang kamu butuhkan untuk hidup (seperti makan minum, pakaian, tempat tinggal) dan untuk produktif (transportasi, pulsa handphone, paket data/internet, laptop).

[Baca Juga: Gaji Kecil Enggak Boleh Beli KOPI MAHAL? Siapa Bilang?!]

 

Jika ini adalah masalah kamu, maka PR-nya adalah meningkatkan penghasilan. Kalau kamu merasa punya pengetahuan dan skill yang bernilai, jangan ragu untuk pindah ke perusahaan yang lebih bagus dengan gaji yang lebih tinggi.

Tetapi jika kamu merasa gajimu kecil sesuai dengan kontribusi kamu yang juga kecil, berarti kamu harus tambah pengetahuan dan skill supaya kamu bisa dapat reward yang lebih besar.

Tentu saja, kalau kamu berubah, income juga berubah dong. Jadi, pemasukan kamu ditentukan oleh usaha kamu ya.

Coba lihat quote Albert Einstein di bawah ini:

 

#2 Tidak Membuat Anggaran Pengeluaran atau Alokasi Penghasilan

Kalau gaji yang kamu terima saat ini dirasa cukup, maka selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah membuat anggaran atau budgeting.

Setidaknya ketika kamu terima gaji kamu tahu alokasinya, berapa porsian untuk giving (sedekah, zakat, perpuluhan, donasi), porsi saving & invest (tabungan dana darurat, asuransi/proteksi, investasi saham, dll), dan porsi spending (kebutuhan pokok/primer, sekunder, tersier).

Jadi, setelah alokasi yang penting sudah, kamu tidak perlu feeling guilty ketika spending.

Kalau kamu bingung, kamu bisa gunakan porsi idealnya, seperti ini:

  • Giving 10%
  • Saving & Invest 20%
  • Proteksi/Asuransi 10%
  • Cicilan/Utang maks. 30% (kalau tidak ada cicilan, kamu bisa alokasikan uangnya ke saving & invest supaya tujuan keuangan cepat tercapai)
  • Living Cost/Biaya Hidup 40%

 

Nah, setelah kamu belajar untuk komitmen dengan alokasi dari penghasilan, kamu enggak akan bingung lagi, apalagi kalau kamu sudah tahu tujuan keuangan kamu (jangka panjang dan jangka pendek).

Kamu bisa gunakan aplikasi Finansialku yang bisa bantu kamu catat semua keuangan kamu dari catatan masuk-keluar uang harian hingga anggaran kamu.

Cukup dengan klik menu anggaran, kamu sudah bisa alokasikan besarannya dengan porsi ideal yang tadi sudah disebutkan.

Contohnya seperti ini. Anggaplah gajinya Rp 5.000.000.

Anggaran di Aplikasi Finansialku

 

Nah, dengan pencatatan ini, kamu enggak akan lupa berapa banyak uang yang harus kamu keluarkan sesuai dengan kebutuhannya.

 

#3 Tidak Bisa atau Susah Menunda Keinginan

Nah ini yang paling challenging alias paling susah dikontrol.

Makanya ada yang bilang mengatur keuangan itu bukan hanya sekedar hitung-hitungan saja tapi juga soal psikologi/behavior, di mana yang paling utama adalah pengendalian diri atau self control.

Karena sering kali saat kita menginginkan sesuatu, kita ingin sesegera mungkin membeli atau memiliki barang tersebut.

Misalnya mau beli handphone keluaran terbaru seharga Rp 15 juta. Padahal tabungan aja belum ada segitu, lalu pada akhirnya menyicil menggunakan kartu kredit.

Nah, bagaimana menurut kamu kasus yang seperti ini?

Gak salah punya keinginan, namanya juga manusia yang masih hidup di dunia.

Namun, kita harus bisa mengontrol keinginan kita, menentukan tujuan keuangan yang penting, menentukan prioritas, dan komitmen dengan anggaran yang sudah kita rencanakan.

Finansialku selalu mengajarkan keamanan keuangan sebelum kenyamanan keuangan, atau jika diibaratkan rumah, kamu perlu dulu bangun pondasi yang kuat sebelum bangun rangka rumahnya.

Dalam hal ini, pondasi tersebut adalah keamanan keuangan seperti dana darurat dan manajemen risiko atau asuransi.

Sementara rumah yang dibangun di atasnya adalah tujuan keuangan kita, seperti dana pendidikan, dana pernikahan, dana beli rumah, dana pensiun, dsb.

 

Tidak Ada Kata Sulit Mengatur Keuangan

Itulah tiga hal yang menjadi alasan sulitnya mengatur keuangan. Kalau kamu yang mana kendalanya?

Yang manapun kendalamu dan bagaimana pun kondisi keuangan kamu saat ini, yang paling penting adalah kita aware atau sadar dan take action.

Seperti pepatah mengatakan “it’s better late than never” atau “lebih baik terlambat atau tidak sama sekali”.

Melakukan Financial Health Check Up adalah langkah pertama yang harus kamu lakukan kalau kamu masih bingung dengan kondisi sebenarnya keuangan kamu.

Setelah kamu dapat hasilnya, kamu bisa tanya langsung dengan Perencana Keuangan untuk memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai kondisi keuangan kamu.

[Baca Juga: Guys, Yakin Udah Siap New Normal? Jangan Lupa Siapin Ini!]

 

Agar proses ini lebih mudah, kamu bisa gunakan fitur Financial Health Check Up aplikasi Finansialku yang mudah untuk diisi. Ketika hasilnya keluar, kamu bisa langsung kirimkan pada salah satu Certified Financial Planner Finansialku.

Iya, langsung kirim saja di aplikasinya. Nantinya Financial Planner akan menjelaskan hasil Financial Health Check Up kamu dan memberikan masukan tentang keuangan kamu.

Dengan demikian, kamu bisa tahu kondisi keuanganmu dan langsung take action untuk memperbaiki keuangan. Mantap kan? Yuhu!!

Aplikasi Finansialku adalah aplikasi perencana keuangan pribadi pertama di Indonesia yang telah tercatat dan diawasi oleh OJK dan mengantongi sertifikat ISO 27001 untuk keamanan dan kerahasiaan data pengguna.

Download aplikasinya di sini.

CRAZY OFFER!! Kamu bisa mendapatkan potongan Rp 50 ribu untuk upgrade aplikasi Finansialku ke premium dengan memasukkan kode CUAN50 !! Catat kodenya dan manfaatkan aplikasinya!

 

Nah, bagaimana? Siap memperbaiki keuanganmu? Dari ketiga alasan tersebut, manakah yang membuatmu sulit mengatur keuangan? Kamu bisa sampaikan kisahmu di kolom komentar ya!

Jangan lupa, artikel bermanfaat ini jangan sampai hanya berhenti di kamu. Yuk turut menjadi agen peribahan positif dengan membagikan artikel ini supaya manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak orang lagi.

 

Sumber Gambar:

  • Albert Einstein – https://bit.ly/38BJZJz

dilema besar