1,2 Juta Data Pengguna E-commerce Bhinneka Dicuri dan Dijual

1,2 Juta Data Pengguna E-commerce Bhinneka Dicuri dan Dijual

Perusahaan e-commerce Bhinneka kebobolan data 1,2 juta penggunanya. Cari tahu bagaimana cara selamatkan akunmu.

Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

 

Haduh, Pembobolan Data Terjadi Lagi, Kali Ini Bhinneka.Com Korbannya!

Perusahaan e-commerce asal Indonesia, Bhinneka.com diretas datanya oleh kelompok peretas atau hacker Shinny Hunters. Sebanyak 1,2 juta data dibobol dan diperjualbelikan.

Melansir dari Tempo, Selasa (12/04) ShinyHunters mengaku telah mencuri 73 juta data pengguna, termasuk 1,2 juta data milik toko daring Bhinneka.

Seluruh data itu dijual seharga US$ 18.000 atau setara Rp 269 juta dengan setiap basis data dijual terpisah.

Untuk diketahui, peretas yang sama juga telah membocorkan 91 juta catatan pengguna situ belanja online Tokopedia dan menjualnya seharga US$ 5.000 atau setara Rp 75 juta.

[Baca Juga: Quiz: Suka Jual Beli Online? Ketahui Tipe Konsumen E-Commerce Seperti Apakah Anda!]

 

Group Head, Brand Communication & PR Bhinneka, Astrid Warsito mengatakan, Bhinneka tengah menginvestigasi kebenaran kabar yang menyebutkan bobolnya 1,2 juta data penggunanya dan diklaim pihak tertentu dijual di pasar gelap daring alias dark web.

“Hingga saat ini, kami masih melakukan investigasi mengenai kebenaran berita tersebut dan juga melakukan investigasi di sistem internal Bhinneka sehubungan dengan dugaan tersebut,” Kata Astrid sebagaimana mengutip dari investor.id (15/04).

Meski begitu. dia menekankan bahwa keamanan dan kenyamanan pelanggan saat berbelanja di Bhinneka.com selalu menjadi prioritas.

Asal tahu saja, Sobat Finansialku, Bhinneka telah menerapkan standar keamanan global payment card industry data security standard (PCI DSS) dari TUV Rheinland untuk melindungi pelanggan.

Astrid juga mengimbau kepada pelanggan untuk segera melakukan penggantian password sebagai langkah pencegahan.

Pengguna diingatkan agar tidak menggunakan kata sandi (password) yang sama untuk berbagai layanan dan menggunakan e-mail yang berbeda untuk aktivitas transaksi daring (online).

Selain itu juga, pelanggan diminta untuk menggunakan password yang kuat, minimum delapan karakter, dengan kombinasi huruf besar dan kecil, serta kombinasi angka.

Pengguna disarankan tidak menggunakan identitas, atau informasi terkait dengan data diri dan kombinasi simbol.

“Dengan melakukan langkah pencegahan di atas, Anda turut membantu kami untuk menjaga keamanan akun Anda,” pungkasnya.

Sementara itu, menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate menjelaskan harus ada koordinasi bagaimana pengamanan yang dilakukan para Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) tersebut apabila terjadi serangan dari hacker.

“Pemilik data yang katanya bocor itu harus dikasih tahu, terus langkah yang harus dilakukan agar terhindar dari dampak kerugian, seperti jangan sampai data keuangannya diambil dan rekening banknya disedot itu berbahaya, dan memberi solusi kepada pemilik data pribadi itu agar kerugiannya tidak berlanjut, memastikan bahwa kebocoran data yang terjadi itu benar-benar sudah diatasi,” Katanya mengutip dari detik.com.

 

Perjalanan Bhinneka.com

Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1997-1998 Bhinneka.com lahir di tengah situasi genting tersebut.

Hendrik Tio, Nicholas, Johannes, Darsono, serta Tommy merupakan lima orang yang mendirikan Bhinneka.com pada tahun 1999 yang pada saat itu adalah hal yang baru di Indonesia dan berisiko tinggi.

Sebetulnya, PT Bhinneka Mentari Dimensi lahir tahun 1993 dan memilih bidang teknologi informasi sebagai inti bisnisnya.

[Baca Juga: Kisah Sukses Hendrik Tio Pendiri Bhinneka.com]

 

Fokus pertama dimulai dari distribusi produk IT seperti PC Build Up dan PC Compatible, Peripherals, rancang bangun perangkat lunak jasa jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat servis.

Saat krisis tahun 1998-1999, bisnis PT Bhinneka Mentari Dimensi kewalahan dan nyaris lumpuh. Pengurangan jumlah karyawan pun terjadi dari yang semula mencapai 129 orang menjadi sisa 24 orang.

Di sisi lain, Nicholas Tio & Hendrik Tio melihat peluang dari tren belanja online yang sedang ramai dan ngetren di Amerika Serikat.

Mencomot ide dari situ, lahirlah situs Bhinneka.com yang masih berupa profil perusahaan, disetujui untuk dijadikan model online store.

Pada 1 Juni 1999, Bhinneka.com memulai model bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer dan berjualan melalui internet.

Itulah saat pertama Bhinneka.com diluncurkan dengan program yang masih sangat sederhana, yakni HTML serta dengan karyawan yang masih buta dengan internet.

Kerja keras dan ketekunan merupakan bahan bakar yang membawa Bhinneka.com menjadi sebuah e-commerce yang kredibel dan dapat dipercaya.

Asal tahu saja, Sobat Finansialku, Bhinneka.com sempat didapuk mampu menghasilkan omset lebih dari Rp 50 miliar.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel diatas? Kamu bisa berbagi pandanganmu tentang artikel ini lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya!

 

Sumber Referensi:

  • Moh Khory Alfarizi. 11 Mei 2020. Setelah Tokopedia, 1,2 Juta Data Bhinneka Dilaporkan Dibobol Tempo.co – https://bit.ly/2SWfCH8
  • Agus Tri Haryanto. 11 Mei 2020 1,2 Juta Data Pengguna Bhinneka Dibobol, Ini Kata Menkominfo Detik.com – https://bit.ly/2YV3dXV
  • Abdul Muslim. 12 Mei 2020. Bhinneka Investigasi Kebocoran Data Pengguna Investor.id – https://bit.ly/2WlN8Zr
  • Admin. 11 Mei 2020 1,2 Juta Dana Pengguna Diretas, Ini Profil Bhinneka.com Republika.co.id – https://bit.ly/2SXvedw

 

Sumber Gambar:

  • Bhinneka 01 – https://bit.ly/2xUfYa1
  • Bhinneka 02 – https://bit.ly/35OJ5bl

 

dilema besar